Filologi bahasa Bali




Pengertian Filologi

Filologi sudah dipakai sejak abad ke-3 S.M oleh ahli dari Aleksandria yang dikenal sebagai ahli filologi. Pada awalnya hanya mengkaji teks-teks lama yang berasal dari bahasa Yunani, dengan tujuan untuk mengetahui bentuk yang asli. Kegiatan ini akhirnya menyadarkan para ahli bahwa pengkajian secara mendalam terhadap bahasa dan kebudayaan adalah sesuatu yang penting. Seiring dengan perkembangannya, pada awal abad ke-20, filologi secara khusus membahas tentang naskah.
Secara etimologi, Filologi berasal dari kata Yunani, yaitu philos yang berarti “ cinta “ dan kata logos yang berarti “ kata”, atau “ senang bertutur”. Arti ini kemudian berkembang menjadi “senang belajar”, “senang ilmu”, dan “senang kesastraan” atau “senang kebudayaan”.
Filologi adalah suatu pengetahuan tentang sastra dalam arti luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan. Pengertian kebudayaan di sini adalah kelompok adat kebiasaan, kepercayaan, dan nilai yang turun temurun dan dipakai oleh masyarakat pada waktu tertentu untuk menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap segala situasi yang tumbuh, baik dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan kelompok.
Di Indonesia arti filologi mengikuti penyebutan yang ada di negeri Belanda, yaitu suatu disiplin yang mendasarkan kerjanya pada bahan tertulis dan bertujuan mengungkap makna teks dalam segi kebudayaan. Arti filologi di Indonesia mengikuti arti tradisional tetapi dalam perkembangannya ke arah modern.
 Objek Filologi
Filologi mempunyai objek Naskah dan teks:
1.      Naskah adalah Berita tentang hasil budaya yang diungkapkan oleh teks klasik dapat dibaca dalam peninggalan- peninggalan yang berupa tulisan, dan merupakan sesuatu yang konkret.
2.      Teks adalah sesuatu yang abstrak, yang merupakan bagian dari naskah.
Dilihat dari tradisi penyampaiannya terdapat 3 pembagian filologi:
1.      Filologi Lisan, banyak bersangkutan dengan studi lisan yang merupakan tradisi penyampaian teks yang paling tua
2.      Filologi Naskah, banyak berhubungan dengan pengetahuan mengenai kehidupan naskah
3.      Filologi Cetakan, banyak berhubungan dengan tradisi cetakan.
Tujuan Umum Filologi
1.      Memahami sejauh mungkin kebudayaan suatu bangsa lewat hasil sastranya baik    lisan maupun tertulis.
2.      Memahami makna dan fungsi teks bagi masyarakat penciptanya.
3.      Mengungkapkan nilai – nilai budaya lama sebagai alternatif pengembangan kebudayaan.
4.      Melestarikan warisan budaya bangsa. Tujuannya agar budaya bangsa tetap terjaga.
5.      Untuk mengetahui kebudayaan dari daerah setempat. Kata setempat maksudnya adalah budaya dari suatu daerah tertentu. Contoh misalnya, budaya Bali ada padewasan (baik-buruk hari), ilmu ngeliak (magic). Semuanya itu hanya ada di daerah Bali.
Tujuan Khusus Filologi
1.      Menyunting sebuah teks yang dipandang paling dekat dengan teks aslinya. Teks-teks yang disunting adalah teks yang ditulis langsung oleh pengarangnya, bukan teks salinan.
2.      Mengungkap sejarah terjadinya teks dan sejarah perkembangannya. Contohnya naskah Sutasoma, Mahabrata, dan Ramayana.
3.      Mengungkap resepsi pembaca pada setiap kurun penerimaannya. Tempo perkembangan generasi selalu berubah, seiring perkembangan jaman.

Kedudukan Filologi Di Antara Ilmu-Ilmu Lain
            Kedudukan ilmu filologi sangat erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Berikut uraian singkat mengenai ilmu-ilmu yang dipandang sebagai ilmu bantu filologi dan ilmu-ilmu yang memandang filologi sebagai ilmu bantunya.
Ilmu Bantu Filologi.
1.      Linguistik
Bantuan linguistik kepada filologi sudah terlihat sejak perkembangan awalnya yaitu linguistik sangat mengutamakan bahasa tulis. Ada beberapa cabang linguistik yang dipandang dapat membantu filologi, yaitu di antaranya : etimologi, sosio-linguistik, dan stilistika. Karena linguistik mempelajari tentang bahasa, maka ada beberapa bahasa yang mempengaruhi bahasa teks diantaranya bahasa Sanskerta dan bahasa Arab.
2.      Ilmu Sastra
Karena naskah-naskah di nusantara banyak yang isinya tentang cerita rekaan (fiksi), maka filologi memerlukan metode-metode pendekatan yang sesuai dengan sifat objeknya yaitu metode pendekatan ilmu sastra.
3.      Antropologi
Metode antropologi merupakam ilmu yang objeknya penyelidikan manusia dipandang, dari segi fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya.
4.      Folkor
Folkor masih dipandang sebagai bagian antropologi, yang jangkauannya sangat luas hampir menyentuh setiap aspek kehidupan tradisional.
Filologi Sebagai Ilmu Bantu Ilmu-ilmu Lain.
1.      Filologi sebagai ilmu bantu linguistik
2.      Filologi sebagai ilmu bantu ilmu sastra
3.      Filologi sebagai ilmu bantu sejarah kebudayaan
4.      Filologi sebagai ilmu bantu ilmu sejarah
5.      Filologi sebagai ilmu bantu hukum adat
6.      Filologi sebagai ilmu bantu filsafat

Teori Filologi Dan Penerapannya
Masalah Naskah dan Teks
            Objek penelitian  filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa massa lampau. Semua bahan tulisan tangan itu disebut naskah. Naskah merupakan benda kongkrot yang dapat dilihat dan dipegang. Ada berbagai naskah di Indonesia diantaranya naskah Jawa, Bali, Lombok, Batak, dan lainya.

Beda Naskah dan Prasasti
1.      Naskah umumnya berupa buku atau bahan tulisan tangan, namun prasasti berupa tulisan tangan pada batu.
2.      Naskah pada umumnya panjang karena memuat cerita lengkap.
3.      Naskah pada umumnya anonim dan tidak berangka tahun, sedangkan prasasti sering menyebut nama penulisnya dan terkadang memuat angka tahun
4.      Naskah berjumlah banyak karena disalin- salin, sedang prasasti tidak disalin- salin
5.      Naskah yang paling tua Tjanda kira- kira abad ke-8, sedangkan prasasti yang paling tua berasal kira- kira dari abad ke-4(Prasasti Kutai).
Kodikologi
Kodikologi yaitu ilmu kodeks. Kodeks adalah bahan tulisan tangan. Kodikologi mempelajari seluk beluk atau semua aspek naskah antara lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis naskah.
Pengertian Teks
Teks artinya kandungan atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja. Secara garis besar teks dibedakan atas (1) teks lisan-tidak lisan, (2) teks naskah tulisan tangan, dan (3) teks cetakan.
Tekstologi
Tekstologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk teks, meneliti tentang sebuah karya sastra, penafsiran, dan pemahamannya.
Terjadinya Teks, menurut de Haan(1975):
1.      Aslinya hanya ada dalam ingatan pengarang. Turun temurun terjadi terpisah yang satu dari yang lain melalui dikte apabila orang ingin memiliki teks itu sndiri.
2.      Aslinya adalah teks tertulis , yang lebih kurang merupakan kerangka yang masih memungkinkan kebebasan seni.
3.      Aslinya merupakan teks yang tidak mengizinkan kebebasan dalam pembawaannya.

Penyalinan
Naskah yang dianggap penting disalin dengan berbagai tujuan seperti politik, agama, pendidikan, dll.
Penentuan Umur Naskah
Umur naskah hanya dapat di runtut berdasarkan keterangan dari dalam (interne evidentie) dan keterangan dari luar (externe evidentie) naskah itu sendiri.
Paleografi
Paleografi adalah suatu macam- macam tulisan kuna. Ilmu ini mutlak perlu untuk penelitian tulisan kuna atas batu, logam, dll.
Transliterasi
Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf, dari abjad satu ke abjad yang lain. Istilah ini dipakai bersama-sama dengan istilah transkripsi.
Perbandingan Teks
Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan naskah perlu diadakan perbandingan. Langkah pertama ialah membaca dan menilai semua naskah yang ada, lalu selanjutnya diperiksa keasliannya (eksaminasi). Dalam menghadapi naskah dalam jumlah besar, maka langkah berikut setelah semua naskah dibandingkan adalah mengelompokkan dalam beberapa versi. Selanjutnya ditentukan metode kritik teks yang paling sesuai dengan hasil perbandingan teks.
Metode Penelitian
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencatat naskah dan teks catatan yang berjudul dan bercerita sama.
Metode Kritik Teks:
1.      Metode Intuitif
Dalam metode ini, naskah yang diambil yang paling tua, lalu pada hal- hal yang dipandang tidak betul, maka akan diperbaiki
2.      Metode Objektif
Metode Objektif yang sampai kepada istilah naskah disebut  metode stema. Penerapan metode stema sangat penting karena pilihan atas dasar objektivitas selera baik dan akal sehat dapat dihindari.
3.      Metode Gabungan
Metode ini dipakai apabila nilai naskah menurut tafsiran filologi semuanya hampir sama.
4.      Metode Landasan
Metode ini diterapkan bila menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah yang unggul kualitasnya dibanding yang lain.
5.      Metode Edisi Naskah Tunggal
Apabila hanya ada naskah tunggal dari suatu tradisi sehingga perbandingan tidak mungkin dilakukan, dapat ditempuh dengan edisi diplomatik dan edisi standar.
Susunan Stema
Metode Stema hanya dapat diterapkan apabila teks disalin satu demi satu dari atas ke bawah. Penurunan semacam ini berlangsung secara vertikal, artinya menurut satu garis keturunan .
Rekontruksi Teks
Merupakan sebuah rekontruksi atau pembetulan suatu bacaan, dimana jika terdapat suatu kesalahan maka bacaan yang salah itu akan dibetulkan dengan cara mengabil dari bacaan yang mayoritas dianggap betul.

               

            

Posting Komentar untuk "Filologi bahasa Bali"