evaluasi pembelajaran UT

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
            Dunia pendidikan di Indonesia dituntut untuk selalu melahirkan out put yang siap bersaing pada era globalisasi seperti saat ini. Untuk dapat bersaing dengan sumber daya manusia yang terampil, banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses evaluasi pembelajaran. Dalam proses evaluasi pembelajaran, guru kurang memiliki kemampuan untuk mengembagkan kemampuan dalam membuat instrument penilaian.
            Gejala semacam ini merupakan gejala umum dari kualitas pendidikan kita. Proses evaluasi  pembelajaran disekolah terlalu membebani para guru sehingga menyebabkan instrument penilaian yang dibuat guru kurang maksimal. Pendidikan kita tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki siswa, dengan kata lain, proses pendidikan kita tidak akan pernah membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif karena instrument penilaian masih kurang kompeten untuk menilai hasil belajar siswa. (Sanjaya, 2008:2).
            Berdasarkan kenyataan di atas, penulis terdorong untuk memperbaiki proses evaluasi pembelajaran di sekolah. Hal ini berdasarkan karena hanya sebagian kecil guru yang menguasai kompetensi tentang membuat instrument penialain yang bersifat validitas dan reliabilitas.

B.                 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang perlu pemecahan dalam evaluasi pembelajaran yaitu: 
1.                  Bagaimana meningkatkan kemampuan membuat validitas dan reliabilitas hasil pengukuran!
2.                  Bagaimana cara memahami konsep analisis dan perbaikan instrument!

C.                Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Untuk meningkatkan kemampuan membuat validitas dan reliabilitas hasil pengukuran!
2.      Untuk mampu memahami konsep analisis dan perbaikan instrument!

D.    Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Bagi siswa:
            Siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan nyaman
Siswa dapat bertukar pikiran dengan teman dan guru
2.      Bagi Guru:
Membantu guru memperbaiki proseses evaluasi pembelajaran.
Membantu meningkatkan profesionalisme guru.
3.    Bagi sekolah
Sebagai acuan dalam menilai kerja guru
Sebagai dasar dalam menentukan arah kemajuan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Tujuan Pembelajaran
 





                    Proses Pembelajaran                                       Penilaian Hasil Belajar
            Jika tujuan pembelajaran yang Anda rumuskan sudah tepat dan proses pembelajaran yang anda laksanakan sudah maksimal maka salah satu hal yang perlu Anda cermati adalah alat penilaian hasil ne;ajar.
            Setelah mempelajari modul ini Anda akan dapat meningkatkan kualitas alat ukur yang Anda gunakan secara rinci Anda dapat :
1.        Menjelaskan konsep validitas;
2.        Menjelaskan konsep reliabilitas;
3.        Membedakan validitas dan reliabilitas;
4.        Menjelaskan hubungan antara validitas dan reliabilitas;
5.        Menentukan tingkat kesukaran butir soal;
6.        Menentukan daya beda butir soal;
7.        Menganalisis butir soal; dan
8.        Memperbaiki kualitas alat ukur.
B.    Validitas dan Reliabilitas
1.      Apakah Validitas Itu
            Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin Anda ukur. jika anda ingin mengukur panjang sebuah meja maka anda harus  dapat memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur panjang meja tersebut.
            Pengertian validitas mengacu pada ketetapan mengacu pada ketetapan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan LIm, 1990).Secara umum validitas ada tiga jenis.
1.      Validitas isi (content validity)
2.      Validitas konstrak (construct validity)
3.      Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity).

            Validitas isi diperlukan untuk menjawab pertanyaan "sejauh mana item-item yang ada dalam tes dapat mengukur keseluruhan materi yang telah diajarkan".Tinggi rendahnya validitas isi ditetapkan berdasarkan analisis rasional atau pertimbangan terhadap hasil tes tersebut. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh te shasil belajar.
            Validitas konstrak mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebt dapat mengungkap keleuruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes trsebut.Yang dimaksud dengan konstrak ini adalah konsep hipotesis (hypothetical concept) yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat ukur.
            Jika suatu tes dimaksudkan untuk memprediksi keberhasilan seseorang di masa yang akan datang atau dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki maka alat ukur yang digunakan harus mempunyai criterion related validity.

2.      Apakah Reliabilitas Itu
            Konsep reliabilitas dalam arti equivalent test dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua set tes yang anda gunakan parallel atau tidak. Keparalelan dua set tes ini dapat diperoleh dengan cara mengembangkan dua set tes yang paralel (misalnya tes A dan tes B dari kisis-kisi yang sama), kemudian masing-masing tes tersebut diujikan pada dua kelas yang mempunyai tingkat kemampuan yang sama. Hasil tes tersebut kemudian di korelasikan.jika hasil korelasinya tinggi, hal ini menunjukkan kedua tes tersebut paralel. Koefisien korelasinya dapat dihitung dengan menggunakan formula product moment.
            Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal dimaksudkan untuk mengetahui apakah kumpulan butir soal yang ada dalam satu tes tersebut mengukur dimensi hail belajar yang sama atau tidak. Reliabilitas dalam arti konsistensi internal ini dpat diperoleh dengan mengujikan satu set tes pada satu kelas kemudian jawaban seluruh siswa terhadap butir soal genap dikorelasikan dengan jawaban seluruh siswa terhadap butir soal nomor ganjil, kemudian dikorelasikan. Teknik ini dikenal dengan nama teknik belah tangan (split half). 

3.      Bagaimana Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas
            Ketetapan hasil pengukuran (reliabilita) sangat diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat memberkan hasil pengukuran yang tepat (valid).Walaupun demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin Anda ukur.

4.      Bagaimana Meningkatkanb Reliabilitas Tes
            Reliabilitas sutau tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir soal ke dalam tes tersebut.Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan reliabilitas jika butir soal yang ditambahkan adalah butir - butir soal yang homogen dengan butir soal yang ada. Yang dimaksud dengan butir soal homogen adalah butir-butir soal yang mngukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada. Reliabilitas tes yang baru sebagai akibat adanya penambahan butir soal secara sederhana dapat dihitung dengan mengguynakan rumus Spearman-Brown  sebagai berikut :
rxx =
dimana :
ryy  = reliabilitas sebelum penambahan butir soal
rxx  = reliabilitas setelah penambahan butir soal
J     = rrasio jumlah butir soal setelah dan sebelum penambahan.

C.   Analisis dan Perbaikan Instrumen

1.      Mengapa Analisis Butir Soal Penting
            Menurut Nitko (1983) analisis butir soal menggambarkan suatu proses pengambilan data, dan penggunaan informasi tentang setiap butir-butir soal terutama informasi tentang respon siswa terhadap setiap butir soal. lebih lanjur dikatakan bahwa arti penting penggunaan analisis butir soal adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apakah butir soal-butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2.      Sebagai umpan bali bagis siswa untuk mengatahui kemampuan mereka dalam menguasai suatu materi.
3.      Sebagai umpan balik bagi Anda sendiri sebagai guru untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami suatu materi.
4.      Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5.      Untuk memperbaiki kemampuan anda dalam menulis soal.

2.      Kapan Analisis Butir Soal Dilakukan
Pada saat Anda mengujikan suatu set soal untuk mengambil keputusan pennting tentang hasil belajar siswa maka idealnya Anda harus yakn bahwa  set soal tersebut adalah valid dan reliabel. Dalam angka memperoleh reliabilitas set soal ini lah analisis butir soal dilakukan.
1.      Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar.Suatu butir soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat mengerjakan dan benar dan dikatakan sukar jika sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar.Besarnya tingkat kesukaran butir soal, dapat dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menajawab benar terhadap setiap butir soal. Secara matematis tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus :
p =
keterangan :
p     adalah indeks tingkat kesukaran butir soal
B    adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar
N    adalah jumlah seluruh peserta tes.

Contoh :
Jika butir soal nomor 1 yang Anda ujikan dapat dijawab dengan benar oleh 10 dari 40 siswa maka indeks tingkat kesukaran butir soal nomor 1 tersebut adalah :
p =  = 0.25
Menururt Fernandes (1984) kategori tingkat kesukaran  butir soal adalah sebagai berikut :
P > 0,75           : mudah
0,25£ p £ 0,75 : sedang
p <0,24              : sukar
Butir soal yang dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat keskuran dalam kategori sedang.

2.      Daya Beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat membedakan kemamuan individu peserta tes. Butir soal didukung potensu daya beda yang baik, akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang berkemampuan rendah (kurang pandai).
Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
D = PA - PB

di mana :
D   = indeks daya beda butir soal
PA= proprosi kelompok atas yang menjawab benar .
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Misalnya : Dalam menjawab butir soal nomor 2, enam dari 10 siswa yang termasuk dalam kelompok atas dapat menjawab benar dan dua dari 10 siswa yang termasuk kelompok bawah dapat menjawab benar maka indeks daya beda soal butir soal nomor 2 tersebut :

D = 0,4

Yang dimaksud dengan siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang memperoleh skor tinggi sedangkan yang dimaksudkan dengan siswa kelompok bawah adalah kelompok siswa yang memperoleh skor rendah setelah mengerjakan satu set tes suatu mata pelajaran.
Butir soal mempunyai daya beda yang baik jika dianalisis kuncinya mempunyai daya beda positif dan pengecohnya mempunyai daya beda negaif. Menururt Fernandes (1984) kategori indeks daya beda butir soal adalah sebagai berikut :
D ³ 0,40              = sangat baik
0,30£ D < 0,40    = baik
0,20£ D < 0,30    = sedang
D < 0,20              = tidak baik

3.      Bagaimana Cara Melakukan Analisis Secara Sederhana ?
Untuk melakukan analisis butir soal secara sederhana, berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menganalisis butir soal :
1)      Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa.
2)      Berdasarkan jumlah jawab yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah skor siswa mulai dari skor tertinggi ke skor terndah.
3)      Berdasarkan urutan skor tersebut tentukan siswa yang termasuk dalam siswa kelompok atas dan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah.
4)      Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan
5)      Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap-tiap alternatif  jawaban yang disediakan
6)      Hitung jumlah seluruh peserta tes (kelompok atas, tengah, dam bawah) yang menajwab benar.
7)      Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.
Contoh :
Perhatikan Jawaban 100 siswa terhadap butir nomor 1 berikut :

Kelompok
Alternatif Jawaban
Jumlah
A
b*
C
d
e
Atas

Tengah

Bawah
5



3
15

25

7
0



12
0



0
7



5
27



27
Catatan : *kunci jawaban

Tingkat kesukaran butir soal tersebut dapat dihitung dengan rumus :

p =
   =  = 0,47

Indeks daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

D = PA - PB
    =

4.      Bagaiman Menganalisis Tes Uraian.
            Pada umumnya analisis butir soal memang dilakukan untuk pilihan ganda seperti contoh yang telah dibahas di atas. Tetapi sebetulnya kita bisa menganalisis tes uraian yang telah diujikan dengan cara yang cukup mudah.
            Cara menulis tes urian menurut Whitney dan Sabers sebagai berikut:
a.       Tentukan jumlah siswa yang termasuk dakam kelompok atas (25%) dan kelompok bawah (25%)
b.      Hitung jumlah skor kelompok atas dan kelompok bawah
c.       Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal dengan rumus sebagai berikut. (halaman 5.27)
5.      Bagaimana Memperbaiki Butir Soal
            Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki butir soal, yaitu:
a.       Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang mendekati angka tersebut.
b.      Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau jawaban yang dianggap benar mempunyai daya beda yang positif tinggi dan pengecohnya mempunyai daya beda negative.
6.      Bagaimana Memperbaiki Non-Tes
            Prosedur memperbaiki non-tes sama dengan prosedur memperbaiki tes. Penyempurnaan butir yang lemah dapat dilaksanakan dengan mengganti butir yang lama dengan yang baru atau dengan memperbaiki butir yang kurang baik tersebut. Penyebab butir soal kurang baik antara lain:
a.       Penggunaan bahasa kurang komunikatif
b.      Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsir ganda)
c.       Pertanyaan yang dibuat menyimpang dari indicator
d.      Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan diukur



BAB III
PENUTUP
A.                Simpulan
            Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1.      Untuk mengukur sesuatu dapat dilakukan dengan memilih alat ukur yang sesuai agar memperoleh hasil pengukuran yang tepat. Ketepatan hasil pengukuran ini dinamakan validitas.
2.      Validitas dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas kontstrak (construct validity), dan validitas yang dikaitkan dengan kriteria lain (criteria related validity).
3.      Analisis item merupakan suatu proses pengambilan dan penggunaan informasi tentang tiap-tiap butir soal terutama informasi tentang respons siswa terhadap setiap butir soal karena analisis item sangat bermanfaat bagi guru dan siswa.
4.      Bagi guru hasil analisis item dapat memberi informasi kepada guru tentang kualitas butir soal serta dapat mengetahui materi mana yang sudah dikuasai dan belum oleh siswa



Posting Komentar untuk "evaluasi pembelajaran UT"