Penelitian Tindakan Kelas PGSD








EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA BALI
SISWA KELAS V  SDN 4 PEMECUTAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014










OLEH
I WAYAN SUARDIKA
NIM. 20141909





PROGRAM STUDY S1 PGSD BI UPBJJ-UT DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
DENPASAR
2014


KATA PENGANTAR
Om Swastiyastu,
                  Angayu bagia penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha Beliaulah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa Dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Bali Siswa Kelas V SDN 4 Pemecutan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
                  Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, petunjuk-petunjuk serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu.
                  Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang tidak ada pada penulis. Namun demikian, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya pengetahuan dalam bidang pengajaran bahasa Bali.
Om Santih, Santih, Santih Om.



                                                                                    Denpasar, …………….2014
                                                                                                Penulis,


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………   i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………  ii
BAB I       PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang…………………………………………………………     1
1.2        Rumusan Masalah……………………………………………………..      6
1.3        Tujuan Penelitian……………………………………………………...      6
1.4        Manfaat Penelitian…………………………………………………….      7

BAB II      KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN KONSEPTUAL, LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1        Kajian Pustaka…………………………………………………………     9
2.2        Landasan Konseptual…………………………………………………..    11       
2.2.1        Efektivitas……………………………………………………...     12
2.2.2        Lembar Kerja Siswa……………………………………………     13
2.2.3        Prestasi Belajar………………………………………….........        16
2.2.4        Hasil Belajar…………………………………………….........        17
2.3        Landasan Teori………………………………………………………        18
2.3.1        Teori Motivasi………………………………………………..        18
2.3.2        Teori Belajar Bermakna………………………………………       21
2.4        Hipotesis Penelitian Tindakan……………………………………….        22


BAB III    METODE PENELITIAN
3.1        Metode Penentuan Subjek Penelitian……………………………….         25
3.1.1        Populasi Penelitian…………………………………………..         25
3.1.2        Sampling Penelitian…………………………………………         26
3.2        Rancangan Model Penelitian………………………………………..         28
3.3        Prosedur Penelitian…………………………………………………..        31
3.3.1        Observasi Awal………………………………………………        31
3.3.2        Siklus I……………………………………………………….        31
3.3.3        Siklus II………………………………………………………       33
3.4        Instrument Penelitian…………………………………………………       35
3.5        Metode Pengumpulan Data…………………………………………..       36
3.6        Metode Analisis Data…………………………………………………      41


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN









BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Pendidikan adalah salah satu sektor pembangunan yang memegang peranan penting dalam rangka membangun sikap mental bangsa, dan merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan nasional yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal I.3 yang menyebutkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terikat secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional harus dapat memberikan pendidikan dasar kepada rakyat atau setiap warga negara Republik Indonesia. Artinya, setiap rakyat atau warga negara Republik setidak-tidaknya mendapat pengetahuan dan kemampuan dasar untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pengetahuan dasar tersebut meliputi seperti: kemampuan membaca, menulis, pengetahuan berhitung serta menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi pemersatu bangsa Indonesia.  Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional harus diimbangi dengan meningkatkan pembangunan kebudayaan nasional, salah satunya yaitu dengan mengembangkan bahasa daerah (Ariasa Giri dan Lestawi, 2005:5).
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki beraneka ragam suku bangsa, misalnya seperti: suku Batak, suku Adat Minangkabau, suku Jawa, suku Asmat, suku Dayak, suku Bali dan yang lainya. Setiap suku memilki bahasa-bahasa tersendiri yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai media komunikasi antar sesamanya. Salah satunya adalah suku Bali, yang memiliki bahasa yang digunakan sebagai alat berkomunikasi antar sesama yang disebut dengan bahasa Bali.
            Bahasa Bali merupakan bahasa Ibu yaitu bahasa pertama yang diajarkan orang tua pada anaknya. Selain itu bahasa Bali juga menjadi bahasa pergaulan, bahasa pengantar di keluarga dan masyarakat serta sebagai bahasa penyalur aspirasi kebudayaan dan kesenian daerah (Bali). Oleh karena demikian, bahasa Bali perlu dibina dan dikembangkan secara lebih lanjut agar tidak punah, mengingat fungsi bahasa sebagai lambang identitas dan kebanggaan daerah khususnya mengenai kedudukannya di daerah Bali (Aryana, 2008:1).
            Upaya melestarikan budaya bahasa Bali, selain di keluaga dan masyarakat, bahasa Bali juga diajarkan di sekolah-sekolah baik SD, SMP, SMA dan di Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan Agama dan  bahasa Bali. Banyak di kalangan remaja maupun anak, enggan belajar bahasa Bali baik di dalam pergaulan maupun pada pelajaran bahasa Bali di sekolah. Masih banyak anak yang kurang berminat belajar bahasa Bali, yang mungkin dikarenakan oleh beberapa faktor seperti: (1) faktor keluarga yang tidak mengajarkan bahasa Bali pada anaknya, (2) faktor lingkungan yang kurang mendukung, mungkin karena  di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal terdiri dari beraneka ragam suku yang dominan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan. Masalah-masalah seperti inilah yang mengakibatkan anak-anak lupa dengan bahasa Bali.
Para era globalisasi sekarang ini kedudukan bahasa Bali cenderung mengalami kemerosotan sebagai bahasa Ibu dan bahasa pergaulan pada masyarakat Bali. Bahkan ada yang sampai mengatakan bahasa Bali akan lenyap di tahun 2010, semua itu didukung oleh perkembanagan bahasa Bali yang kian merosot. Anak-anak muda kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan di lingkungan keluarga masyarakat Bali, sehingga dari kecil masyarakat suku Bali sudah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Dengan keadaan seperti itu, maka dianggap perlu diteliti agar bahasa Bali tetap eksis dikalangan masyarakat suku Bali untuk memenuhi slogan yang mengatakan Ajeg Bali yaitu untuk menjaga keutuhan Bali, dilihat dari segi budaya dan bahasa (Rai Artana, 2008:2).
Fenomena seperti di atas juga nampak terjadi di sekolah-sekolah, padahal untuk membelajarkan siswa tentang bahasa Bali, pemerintah telah mencantumkan  mata pelajaran bahasa Bali ke dalam kurikulum pendidikan sebagai kurikulum muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal bahasa Bali merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan pada satuan pendidikan di provinsi Bli sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali nomor 5767/4213/Dispendik tahun 2007. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional (Depdiknas, 2008:3). Meskipun demikian, minat siswa untuk belajar bahasa Bali masih belum juga menunjukkan peningkatan. Siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Bali adalah pelajaran yang sulit, membosankan dan tidak mempunyai nilai jual, sehingga merasa tidak termotivasi untuk belajar bahasa Bali. Apalagi zaman sekarang ini dengan adanya pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan berkembangnya sistem computer di sekolah-sekolah, mengakibatkan semakin ditinggalkannya pelajaran bahasa Bali. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru juga mengalami kesulitan dalam hal penyampaian materi pelajaran kepada siswa, karena kebanyakan siswa yang tidak bisa atau tidak mengerti dengan kata-kata dalam bahasa Bali sehingga kegiatan pembelajaran yang semestinya terjadi komunikasi dua arah, kini menjadi satu arah.       
Upaya menciptakan suasana belajar yang efektif sesuai dengan tuntutan kurikulum, tentunya seorang guru dalam mengajar harus mampu menggunakan sarana dan prasarana pendidikan dengan sebaik-baiknya. Sarana dan prasarana pendidikan tersebut meliputi : perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, seperti keperluan gedung dan lahan (Depdiknas, 2003 dalam Budaarta, 2007:4-5). Berkaitan dalam hal penggunaan media pendidikan, guru dalam mengajar tidak hanya memerlukan metode pengajaran tetapi juga membutuhkan media sebagai alat bantu mengajar untuk mendukung proses pembelajaran, agar tujuan dan arah bahan pelajaran dapat dimengerti oleh siswa. Media pendidikan tersebut dapat berupa : televisi, gambar hidup atau film, radio, gambar lukisan, lambang visual berupa: sketsa; bagan; grafik; poster; komik; kartun; diagram; dan peta, dan lambang kata berupa buku-buku baik majalah; koran; folder; berkala dan lain-lain (Ariasa Giri dan Lestawi, 2005:38-39). 
Sebagai salah satu upaya untuk membelajarkan siswa secara aktif dalam memecahkan bahan pelajaran yang kurang dimengerti dan dipahami serta meningkatkan motivasi siswa belajar bahasa Bali, seorang guru dapat menggunakan LKS (lembar kerja siswa). LKS adalah lembaran kerja siswa yang berisiskan kumpulan soal-soal tentang materi pelajaran. Saat ini di sekolah-sekolah telah banyak ditemui penggunaan LKS yang sebenarnya merupakan rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan soal-soal pilihan ganda. Demikian pula di kelas V SDN 4 Pemecutan, tempat dimana peneliti pernah melaksanakan praktek kerja mengajar selama tiga bulan juga telah menggunakan LKS sebagai buku penunjang selain buku paket.
Pada proses belajar mengajar di kelas, LKS memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihannya antara lain: siswa menjadi terbiasa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara mandiri; cakrawala pemikiran siswa semakin meluas; mendidik siswa untuk bersikap aktif, kritis, dan kreatif; serta menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab sebagai pribadi dalam kebersamaan. Sedangkan kelemahannya yaitu: siswa yang kemampuan akademisnya rendah akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehingga penyelesaian tugas tersebut cenderung terlambat; siswa yang pemalu, egois, dan perhatiannya tidak serius atau kurang mantap dalam proses pembelajaran, tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
Fenomena seperti di atas nampak terjadi pada kelas V SDN 4 Pemecutan, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa di kelas. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan penggunaan LKS dalam pembelajaran, perlu adanya antisipasi dari guru untuk memanfaatkan kelebihan tersebut demi menghilangkan kelemahan-kelemahannya melalui pendekatan dan pengembangan metode pembelajaran. Oleh karena demikian, melalui penggunaan LKS ini penulis terdorong untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.

1.2 Rumusan Masalah   
            Bertitik tolak dari latar belakang di atas dapatlah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
  1. Bagaimanakah pendapat guru dan siswa terhadap penggunaan LKS dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa di kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014?
  2. Bagaimanakah tingkat pemahaman siswa kelas VII B Kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014 pada materi pelajaran bahasa Bali yang diajarkan dengan penggunaan LKS?
  3. Bagaimanakah persentase nilai efektivitas penggunaan LKS dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa di kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014 jika diukur dengan skala lima?
1.3 Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1    Tujuan Umum
            Untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kela V SDN 4 Pemecutan.
1.3.2    Tujuan Khusus
            Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pendapat guru dan siswa terhadap penggunaan LKS dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa di kelas SDN 4 Pemecutan.
2.      Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas V SDN 4 Pemecutan pada materi pelajaran bahasa Bali yang diajarkan dengan penggunaan LKS.
3.      Untuk mengetahui persentase nilai efektivitas penggunaan LKS dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kelas V SDN 4 Pemecutan yang diukur dengan skala lima.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1    Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran mata pelajaran bahasa Bali dan dapat dipakai sebagai referensi bagi lembaga pendidikan dalam meningkatkan pengembangan kualitas pembelajaran terutama dalam penggunaan LKS.
1.4.2.   Manfaat Praktis
1.   Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru sebagai salah satu sumber perbandingan dalam penerapan pembelajaran pendidikan bahasa Bali dengan menggunakan LKS.
2.   Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah atau lembaga pendidikan dalam pelaksanaan evaluasi materi pelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Bali untuk meningkatkan hasil belajar.
3.   Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa sebagai alternatif untuk meningkatkan pemahaman tentang materi pelajaran bahasa Bali.
            4.   Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai salah satu kajian yang dapat menambah wawasan tentang pentingnya media sebagai alat bantu dalam pengajaran.
5.   Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai sumber bacaan yang dapat menambah ilmu dalam penelitian selanjutnya.





















BAB II
KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN KONSEP, LANDASAN TEORI DAN
HIPOTESIS TINDAKAN

2.1    Kajian Pustaka
Pada penelitian ini, kajian pustaka merupakan hal penting bagi peneliti dalam mencari dan mengumpulkan sumber data kepustakaan sebagai pendukung khasanah pengetahuan dan juga sebagai pustaka pembanding dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan kajian terhadap beberapa sumber tertulis yang membahas permasalahan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Kajian terhadap beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan pengunaan media pembelajaran, dipaparkan sebagai berikut antara lain :
Widana dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SD No. 4 Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan tahun ajaran 2005/2006” mengemukakan hasil kajiannya bahwa, melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SD No. 4 Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dengan diperoleh hasil belajar siswa dengan rata-rata 15,64 yang berkategori tinggi dengan daya serap siswa sebesar 78,2% yang berarti ada peningkatan sebesar 22,9%.
Kaitannya dengan penelitian yang peneliti laksanakan ini, hasil penelitian di atas digunakan sebagai bahan bandingan terutama dalam kaitannya tentang prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.
Konstribusinya terhadap penelitian yang peneliti laksanakan ini adalah sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.
               Kartika Sari (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Metode Diskusi Dengan Pemberdayaan Lembar Kerja Siswa sebagai Media Bantu dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Hindu di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 4 Singaraja” mengemukakan hasil kajiannya bahwa, melalui lembar kerja siswa sebagai media bantu dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Hindu di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 4 Singaraja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa tinggi, dapat dilihat ketuntasan belajar siswa rata-rata 8 dimana (SKBM = 7,5). 
               Kaitannya dengan penelitian yang peneliti laksanakan ini, hasil penelitian di atas sebagai bahan bandingan untuk mengetahui tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.
               Konstribusinya terhadap penelitian yang peneliti laksanakan ini adalah sebagai bahan bandingan dalam upaya menemukan kelebihan dan kelemahan serta keberhasilan dalam penggunaan Lembar Kerja Siswa siswa di kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.
               Widayanti dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Metode Story Telling dan Group Activities Dalam Pengajaran Pendidikan Budi Pekerti Di Kelas IV SD No. I Kaba-Kaba” mengemukakan hasil kajiannya bahwa Metode Story Telling Dan Group Activities cukup efektif digunakan dalam Pengajaran Pendidikan Budi Pekerti siswa di kelas IV SD No.I Kaba-Kaba. Dimana pada siklus I rentang nilai efektivitas dengan menggunakan skala lima yaitu (10,3 – 12,94) dengan kategori cukup efektif, kemudian pada siklus II nilai efektivitas dengan skala lima  berada pada rentang nilai (14,33 – 16,32) dengan kategori cukup efektif.
               Kaitannya dengan penelitian yang peneliti laksanakan ini, hasil penelitian di atas sebagai bahan bandingan dalam mengadakan penelitian tindakan terutama dalam hal efektivitas dan upaya guru dalam memperbaiki hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa di kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.
               Konstribusinya terhadap penelitian yang peneliti laksanakan ini adalah sebagai bahan bandingan dalam meneliti prestasi hasil belajar dan efektifitas penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa kelas V SDN 4 Pemecutan tahun pelajaran 2013/2014.
              
2.2    Landasan Konsep
            Konsep dalam penelitian ini memuat uraian sistematis tentang pokok-pokok pemikiran yang ada hubungannya dengan penelitian sehingga diperoleh pemahaman terhadap permasalahan yang menyeluruh. Konsep-konsep yang diuraikan di sini antara lain : 1) Efektivitas, 2) Lembar Kerja Siswa, 3) Prestasi belajar, dan 4) Hasil Belajar. Konsep-konsep tersebut akan diuraikan sebagai berikut :



2.2.1        Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata ‘efektif’ yang berarti ada efek (akibat, pengaruhnya, kesannya); manjur, mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mulai berlaku sedangkan efektivitas adalah keadaan berpengaruh; berkesan (ada kesannya); manjur, mujarab (tentang obat); keberhasilan (tentang usaha, tindakan); kemangkusan; hal mulai berlakunya (tentang undang-undang atau peraturan) (Depdiknas, 2005:284). Surawan Martinus (dalam Winaya Putra, 2008:25) menyatakan bahwa ‘efektivitas’ adalah keadaan berakibat atau mencapai hasil yang baik, kemanjuran (tentang obat). Marsaban (dalam Widayanti, 2007:11) menyatakan yang dimaksud dengan efektivitas adalah berhasil guna, sangkil atau sesuai dengan harapan, atau apa yang dijadikan tujuan bisa berhasil.
Berdasarkan konsep-konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan berakibat atau kegiatan yang dilaksanakan berhasil guna, atau hasil yang dicapai tepat sasaran. Pengertian  efektivitas dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap apakah proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Bali dengan penggunaan LKS dapat berlangsung efektif atau dapat membawa pengaruh, membawa hasil yang baik dalam rangka meningkatkan prestasi hasil belajar mata pelajaran bahasa Bali siswa di kelas V SDN 4 Pemecutan.
2.2.2    Lembar Kerja Siswa
               Kata ‘lembar kerja siswa’ terdiri dari tiga bagian yaitu: ‘lembar’, ‘kerja’ dan ‘siswa’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:554-1077) kata ‘lembar’ berarti helai, ‘kerja’ berarti melakukan kegiatan, dan ‘siswa’ merupakan murid atau pelajar untuk tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah. Jadi, dapat  dikatakan bahwa lembar kerja siswa berarti helai bagi siswa untuk melakukan kegiatan.
               Menurut Lalu Muhammad Azhar (1993:78) dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar Mengajar Pola CBSA”, lembar kerja siswa berarti lembar kerja bagi siswa, baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi yang didapat.
               Lembar Kerja Siswa yang kemudian disingkat dengan (LKS) adalah panduan bagi siswa yang berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan aktivitas belajar melalui praktek atau penerapan hasil belajar untuk mencapai kompetensi dasar yang telah diprogramkan oleh guru. LKS merupakan kumpulan soal-soal atau tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dalam pembelajaran di kelas yang berisiskan; (1) Petujuk siswa mengenai topik yang akan dibahas, waktu yang tersedia untuk mengerjakan, (2) Pokok materi yang diuraikan, (3) Alat-alat pelajaran yang digunakan, (4) Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar (Kartika Sari, 2008:26).
LKS merupakan suatu lembaran yang di dalamnya berisikan pedoman maupun soal-soal untuk para siswa di dalam memecahkan permasalahan. Lembar kerja siswa bukanlah alat evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu lembar kerja siswa hendaknya dirancang sedemikian rupa baik dengan sangat memperhatikan topik atau pokok bahasan yang diambil dari GBPP kemudian dimasukkan ke dalam analisis materi pelajaran (AMP) ( Kartika sari, 2008:25).
              Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa LKS berarti lembaran duplikat yang berisi uraian singkat materi dan soal-soal yang disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematis dengan memperhatikan pokok bahasan yang diambil dari GBPP yang harus dikerjakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga mempermudah pemahaman terhadap materi yang didapat.
               Di sisi lain, LKS memiliki fungsi dan tujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar yaitu sebagai berikut :
(1)     Fungsi Lembar Kerja Siswa
Fungsi lembar kerja siswa sebagai media pengajaran, bahwa penggunaanya untuk mempertinggi mutu pembelajaran, dengan kata lain menggunakan suatu media LKS, hasil belajar yang dicapai akan sangat membantu siswa, sehingga pembelajaran mempunyai nilai tinggi dan fungsi tersendiri sebagai media bantu pembelajaran untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Dengan demikian media LKS merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar yang tidak sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa melainkan penggunaanya dapat membantu guru mengembangkan pembelajaran dengan tetap mengacu pada tujuan dan isi bahan yang diajarkan agar menarik perhatian siswa dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.
               Menurut Lalu Muhammad Azhar (1993:78), LKS berfungsi :
  1. Bagi guru, untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya dan mempertimbangkannya diri siswa.
  2. Bagi siswa dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa maka siswa dapat bekerja melakukan kegiatan-kegiatan yang menuju kearah tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Ahmad Bukhari (dalam Kartika Sari, 2008:24-25) LKS berfungsi sebagai sarana untuk mengaktifkan siswa, merangsang kerja siswa untuk menyampaikan informasi agar memahami dan menghayati suatu konsep, melatih keberanian mengemukakan pendapat secara sistematis serta melatih siswa mengambil keputusan sendiri.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar, LKS berfungsi bagi guru untuk mempermudah siswa dalam memahami materi-materi yang dapat  disampaikan oleh guru. Sedangkan bagi siswa LKS berfungsi untuk melatih siswa berfikir secara sistematis, melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara tertulis, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
(2)     Tujuan Lembar Kerja siswa
Tujuan penggunaan Lembar Kerja Siswa yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar di kelas adalah sebagai berikut :
(1)   Melatih para siswa lebih mendalami ilmu yang telah dipelajari agar tercipta dasar pengetahuan yang lebih baik untuk pelajaran tahap berikutnya.
(2)   Melatih para siswa untuk bekerja sungguh-sungguh dengan cermat serta berfikir jujur, sistematis, rasional dalam sistem kerja praktis.
(3)   Melatih para siswa membuat laporan praktis percobaan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang persoalan yang sudah dipraktekkan.

Dengan demikian fungsi dan tujuan lembar kerja siswa ini sesuai bagi syarat pengajaran yaitu siswa aktif berbuat dan berfikir dalam belajar, refleksi dalam menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan dan permasalahan, dan melatih keberanian mengemukakan pendapat secara tertulis.

2 komentar untuk "Penelitian Tindakan Kelas PGSD"

  1. bli,, bisa minta PTK nya lngkap? penting sekali sebagai contoh, terimakasih

    BalasHapus
  2. maaf cuma ada ini aja, ini baru proposalnya saja

    BalasHapus