MATERI PUPUH SEKAR ALIT
(Sekar Alit)
Tatembangan atau pupuh, juga disebut : Sekar
Alit.
Istilah Sekar (Sekar Rare, Sekar Alit, Sekar Madya dan Sekar
Agung) berasal dari Tanah Jawa.
Pupuh
inggih punika wangunan tembang sane ngeranjing ring sekar alit
Sekar Macepat (alit)
Sekar alit pateh sakadi sekar madia lan sekar
agung, kawangun olih padalingsa, nanging soang-soang pupuh madue pesengan sane
malianan.
Wangun lan Padalingsa Pupuh
1. Sinom : 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 8a, 8i, 4u, 8i = 10 baris
2. Semarandana : 8i, 8a, 8i, 8a, 8a, 8u, 7a = 7 baris
3. Ginada : 8a, 8i, 8a, 8u, 8a, 4i, 8a = 7 baris
4. Ginanti : 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i = 6 baris
5. Pangkur : 8a, 10i, 8u, 8a, 12u, 8a, 8i = 7 baris
6. Pucung : 4u, 8u, 6u, 8i, 4u, 8a = 6 baris
7. Dandang : 8i, 10i, 8u, 8a, 12u, 8a, 8i = 7 baris
8. Durma : 12a, 8i, 6a, 8a, 8i, 5a, 8i = 7 baris
9. Maskumambang : 4a, 8i, 6a, 8i, 8a = 5 baris
10 Mijil : 4u,6i,60,10e,10i, 6i,6u = 7 baris
Sekar Macepat :
Sekar Macepat kalau di Bali
merupakan gending (lagu) yang sangat popular. Selain di pergunakan sebagai alat
komunikasi atau ekspresi, juga untuk membentuk suatu geguritan (karya sastra
yang berwujud ceritra serta berbentuk puisi).Pada geguritan tersebut, terdiri
dari bermacam-macam pupuh yang dengan sendirinya mengandung aneka ragam sifat.
Beberapa contoh pupuh dengan sifat-sifatnya :
1.Pupuh Mijil :
Untuk melahirkan perasaan. Kata “Mijil”
berarti lahir. Maka cocoklah bila dipergunakan untuk melahirkan suatu perasaan.
Lain dari pada itu, juga untuk menguraikan suatu nasehat, serta dapat pula
diubah atau digubah untuk melukiskan seseorang dimabuk asmara.
2.Pupuh pucung :
Untuk menguraikan suatu ceritera dongeng
(mytologi). Maka cocoklah untuk menyampaikan suatu kisah (ceritra) yang
mengandung falsaah agama. Karena sifat serta wataknya kendur, maka
tidaklah cocok untuk dipakai melukiskan hal-hal atau perasaan yang bersifat
semangat.
3.Pupuh Kumambang :
Kumambang juga lazim disebut Maskumambang.
Wataknya sedih, merana. Patut untuk melukiskan rasa sedih serta hati yang
merana. Kumambang kata dasarnya (lingga basa) “kambang” yang berarti
menerawang.
4.Pupuh Ginada :
Melukiskan hati kecewa. Ginada asal katanya
(lingga basa) “gada” mendapat inpix “in” menjadi “ginada” yang
berarti terpukul dan akhirnya tertimpa oleh kekecewaan yang dalam.
5.Pupuh Ginanti :
Wataknya mencerminkan rasa kasih saying atau
rasa cinta. Bermanfaat juga untuk
menguraikan suatu filsafat, atau ceritra yang bernuansa
asmara, atau situasi di mabuk cinta.
6.Pupuh Semarandana :
Semarandana ada pula orang menyebutkan
Semaradahana atau Asmaradahana (api asmara) atau Semaranala. Maka sangat cocok
untuk melukiskan hati dalam keadaan mabuk asmara.
7.Pupuh Sinom :
Wataknya ramah tamah, sedap atau nyaman. Kata
“Sinom” adalah singkatan dari “Sinuam” yang artinya “pucuk” (Bahasa Bali = ke
dapan ) yakni daun yang masih sangat muda tumbuh-tumbuh
an, yang sedap dipandang mata, serta enak
bila dinikmati setelah dijadikan sayur. Pupuh ini cocok bila dipakai
menyampaikan suatu amanat, nasihat atau percakapan secara bersahabat atau
bersifat kekeluargaan.
8.Pupuh Durma :
Wataknya keras, beringas, sadis, marah atau
berang. Patutlah bila dipakai melukiskan perasaan keras, beringas, kejam atau
sadis. Pupuh Durma pada umumnya dipakai melukiskan situasi peperangan atau
kekacauan.
9.Pupuh Pangkur :
Wataknya perasaan hati memuncak. Cocok untuk
melukiskan cerita yang mengandung maksud kesungguhan. Jika itu berupa petuah
atau nasihat, isinya bersungguh-sungguh. Apabila seseorang terkena asmara,
lukisan hatinya memuncak.
10.Pupuh Dandang Gula :
Wataknya halus, luwes atau lemas. Oleh karena
itu biasa dilukiskan untuk berkasih-kasihan, atau dipakai menyudahi atau
menutup suatu cerita.
Hukum-hukum sekar macepat :
-Pada lingsa adalah jumlah baris (kalimat)
pada suatu pupuh di dalam satu pada (bait)
-Guru Gatra adalah akeh carik ring sajeroning
apada
-Guru wilang adalah jumlah wanda (suku kata)
di dalam satu baris (kalimat)
-Hukum ding dong yaitu jatuhnya vocal
(suara=huruf hidup) pada setiap akhir kata atau
akhir suku kata pada
setiap baris pada suatu pupuh.
Contoh
Pupuh Maskumambang
Pupuh Maskumambang
Maskumabang,
Kumambang ngolasang ati,
Marna anak lacur,
Sisia alit tur ia miskin,
Masekolah ring Singaraja.
( Kaketus saking, Balineesche Leesboekje,
olih I Ketut Nasa)
suksma
BalasHapus